FLASH-Semangka dan Gula
Waktu duduk bareng temen - temen sambil makan rujak, aku jadi inget
simbah. Simbah pernah bilang, "Nduk, jangan makan semangka sama gula
ya!"
Berhubung waktu itu masih kecil, ya aku nurut aja. apalagi ibu juga nggak pernah nyediain semangka bareng sama gula. Entah karena mitos yang diturunkan simbah atau sebab lain, aku nggak tahu.
Terus sekarang, di hadapanku ada aneka buah, terutama semangka. Hm, sempat terpikir buat nyoba makan semangka pakai gula. Tapi, masih pikir-pikir agak lama. Sampai sesaat kemudian salah seorang temenku nyenggol bahuku,"Woi, ngapain bengong?! Ayo makan. Keburu rujaknya abis lho!"
Seperti biasa, latahku karena dikagetin jadi bahan tertawaan mereka. Terus langsung terpikirkan ide cemerlang yang diantar ilham(???). Kuceritakan pesen dari simbah tentang makan semangka pakai gula. Selanjutnya, kutantang mereka, siapa yang berani membuktikan kebenaran mitos itu.
Beberapa teman di sampingku saling pandang. Ada yang usul untuk mencoba bersama - sama. Tapi aku menolak. Ketika mereka tanya alasannya,ku jawab,"Kalo ternyata benar dan kita semua mati, trus siapa yang ngurus?"
Serentak mereka manggut-manggut. ada pula yang nyeletuk,"Bener juga ya. nanti kalo kita mati bareng - bareng, siapa yang ngabari emak di rumah..."
Lalu kami berinisiatif melaksanakan sesuai buku aturan persohiban nomor pertama: Dahulukan yang tua untuk urusan apa saja. Dan jatuhlah kesempatan membuktikan pesen simbah pada Lik Fer.
Dengan perlahan - lahan diambilnya potongan buah semangka. Setelah itu kami sodorkan gula dan dia pun men'cocol'kan potongan semangka di tangannya itu ke gula. Kemudian dimasukkan ke mulut dan dicecap beberapa saat.
Kami menunggu. Hampir semenit kami menunggu semangka itu habis dimakan Lik Fer. Selanjutnya, hampir lima menit kami menunggu reaksinya. Tapi lewat lima menit tidak ada tanda - tanda kedatangan malaikat maut.
"Alhamdulillah..."serentak kami berucap syukur karena kami tidak jadi kehilangan sesepuh di antara kami.
Kami pun bercanda - canda lagi sambil sesekali men'cocol' buah yang masih ada ke dalam bumbu rujak. Setelah rujak habis, kami pulang ke rumah masing-masing.
Tak lama setelah aku tiba di rumah. Aku dikejutkan sebuah sms dari nomor emaknya Lik Fer.
"Prendz, aku benar - benar mati..."
sesaat seperti ada guntur yang menyambar jantungku. Cepat Kuhubungi nomor HP Lik Fer tapi yang menjawab selalu operator. Tambah bingung kuhubungi teman - teman yang lain. Karena rumahku paling jauh, mungkin yang lain sudah dapat kabar lebih dulu. Ternyata HP mereka di luar jangkauan semua.
"Astagfirullah..." batinku terus berdoa semoga Allah mengampuniku dan mengampuni Lik Fer.
Tetesan terakhir di sudut mataku terhenti ketika kubaca kembali pesan yang masuk ke HPku dari nomor emaknya Lik Fer.
"Prenz... aku benar-benar mati...
sender:
Lik Fer
+06285640xxxx
rasa."
sender:
emaknya Lik Fer
+6285225xxxx
Berhubung waktu itu masih kecil, ya aku nurut aja. apalagi ibu juga nggak pernah nyediain semangka bareng sama gula. Entah karena mitos yang diturunkan simbah atau sebab lain, aku nggak tahu.
Terus sekarang, di hadapanku ada aneka buah, terutama semangka. Hm, sempat terpikir buat nyoba makan semangka pakai gula. Tapi, masih pikir-pikir agak lama. Sampai sesaat kemudian salah seorang temenku nyenggol bahuku,"Woi, ngapain bengong?! Ayo makan. Keburu rujaknya abis lho!"
Seperti biasa, latahku karena dikagetin jadi bahan tertawaan mereka. Terus langsung terpikirkan ide cemerlang yang diantar ilham(???). Kuceritakan pesen dari simbah tentang makan semangka pakai gula. Selanjutnya, kutantang mereka, siapa yang berani membuktikan kebenaran mitos itu.
Beberapa teman di sampingku saling pandang. Ada yang usul untuk mencoba bersama - sama. Tapi aku menolak. Ketika mereka tanya alasannya,ku jawab,"Kalo ternyata benar dan kita semua mati, trus siapa yang ngurus?"
Serentak mereka manggut-manggut. ada pula yang nyeletuk,"Bener juga ya. nanti kalo kita mati bareng - bareng, siapa yang ngabari emak di rumah..."
Lalu kami berinisiatif melaksanakan sesuai buku aturan persohiban nomor pertama: Dahulukan yang tua untuk urusan apa saja. Dan jatuhlah kesempatan membuktikan pesen simbah pada Lik Fer.
Dengan perlahan - lahan diambilnya potongan buah semangka. Setelah itu kami sodorkan gula dan dia pun men'cocol'kan potongan semangka di tangannya itu ke gula. Kemudian dimasukkan ke mulut dan dicecap beberapa saat.
Kami menunggu. Hampir semenit kami menunggu semangka itu habis dimakan Lik Fer. Selanjutnya, hampir lima menit kami menunggu reaksinya. Tapi lewat lima menit tidak ada tanda - tanda kedatangan malaikat maut.
"Alhamdulillah..."serentak kami berucap syukur karena kami tidak jadi kehilangan sesepuh di antara kami.
Kami pun bercanda - canda lagi sambil sesekali men'cocol' buah yang masih ada ke dalam bumbu rujak. Setelah rujak habis, kami pulang ke rumah masing-masing.
Tak lama setelah aku tiba di rumah. Aku dikejutkan sebuah sms dari nomor emaknya Lik Fer.
"Prendz, aku benar - benar mati..."
sesaat seperti ada guntur yang menyambar jantungku. Cepat Kuhubungi nomor HP Lik Fer tapi yang menjawab selalu operator. Tambah bingung kuhubungi teman - teman yang lain. Karena rumahku paling jauh, mungkin yang lain sudah dapat kabar lebih dulu. Ternyata HP mereka di luar jangkauan semua.
"Astagfirullah..." batinku terus berdoa semoga Allah mengampuniku dan mengampuni Lik Fer.
Tetesan terakhir di sudut mataku terhenti ketika kubaca kembali pesan yang masuk ke HPku dari nomor emaknya Lik Fer.
"Prenz... aku benar-benar mati...
sender:
Lik Fer
+06285640xxxx
rasa."
sender:
emaknya Lik Fer
+6285225xxxx
Komentar
Posting Komentar